Rabu, 06 Maret 2013

foto model





Talent by : Me
Photograph by : Deny & Dery
Place : Alun-alun Lumajang City 

Jumat, 18 Januari 2013

kehidupan


REALITA KEHIDUPAN
Oleh : Ummi Ahaddiyah

Hidup ini bagaikan ulat yang selalu bersusah payah untuk melindungi diri dari berbagai bahaya dalam perjalanan menjadi kupu-kupu. Banyak manusia atau makhluk lainnya yang selalu menganggap rendah ulat dan selalu berupaya untuk menghancurkannya, tapi yang saya kagumi disini ketika seekor ulat yang berhasil menjadi kepompong dan berubah menjadi kupu-kupu. Di saat semua makhluk mengagumi keindahannya. Saya tidak pernah membayangkan bagaiman sulitnya menjalani masa menjadi ulat, maka dari itu  aku selalu berkaca dan belajar dari kehidupan ulat, selalu berusaha tegar meski sebenarnya banya rintangan dan bahaya yang menghadang didepan kita. Dengan mencoba selalu tersenyum di tengah kegundahan.
            Terlahir dari keluarga yang hidup sederhana dan di besarkan dalam keluarga yang sederhana pula, entah sederhana dalam materi, sederhana dalam kehidupan religi, bahkan sederhana dalam kasih sayang. Bosan memang ketika mendengar orang tua kita yang sedang bercengkerama dengan menonjolkan urat saraf masing-masing. Entah itu apa sebabnya saya tidak pernah mengetahu dengan jelas, maklum saya waktu itu masih kecil masih menduduki TK. Tapi semua itu tak pernah berakhir hingga saya mulai tumbuh perlahan.
Saatnya  telah tiba, saat kami sekeluarga menjalani kehidupan yang sangat pailit dan ini  menjadi salah satu alasan dimana saya harus terpisah jarak dengan wanita yang sangat saya kagumi dan saya sayangi, “mama”. Ya itulah dia wanita yang selalu saya banggakan dan selalu menjadi tokoh idola saya sepanjang masa. Ketika saya duduk di bangku SMP kelas VIII mungkin disaat itu adalah saat-saat dimana seorang anak membutuhkan kasih sayang seorang mama untuk menemani menjalani perjalanan masa remaja yang sangat awal. Tapi di hidup saya ini berbeda, mama harus pergi ke Negara tetangga demi memenuhi keinginannya agar anak semata wayangnya dapat sukses di masa depan kelak. Dan ini yang membuat saya selalu sedih dan merasa bahwa saya hanya selalu merepotkannya. “mama maaf ya anakmu hanya membuat susah mama saja, karena saya mama harus rela jauh dari keluarga” kata saya ketika berbincang-bincang di telepon. “ kamu tidak menyusahkan mama sayang, hidup mama saat ini hanya bertujuan agar anak mama menjadi berhasil. Mama akan melakukan apa saja demi keberhasilan anak mama, dan mama tidak ingin anak mama bernasib sama seperti orangtuanya “jawaban mama yang seperti inilah yang membuat hatiku terasa menciut, wanita yang selalu marah dan membentak saya ketika saya melakukan banyak  kenakalan, ternyata iya memiliki hati yang besar dan mulia.
Belum satu tahun mama meninggalkan saya ke negeri seberang,  kini muncul lagi masalah yang kedua kalinya yaitu bapak yang tega menikah lagi. Betapa berontaknya saya waktu mendengar kejadian itu. Hati saya  terasa sangat sakit ketika bapak membawa winita seperti itu kerumah kami, dengan kejadian itu saya tak mau tinggal diam saya selalu berusaha agar wanita itu tidak betah tinggal lama-lama dirumah. Dan ternyata itu berhasil. Mendengar kejadian itu mama langsung memutuskan untuk berpisah dengan bapak ketika saya sudah memasuki kelas IX. Betapa down-nya saya menyaksikan kejadian itu. Tapi saya teringat kembali dengan tujuan mama saya, yaitu agar saya menjadi manusia yang sukses. Selain itu saya juga harus belajar dalam menjalani hidup, belajar untuk selalu sadar bahwa tidak semua yang kita idamkan dan harapkan akan menjadi sebuah kenyataan. Karena Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk jalan hidup saya dan keluarga saya, dengan berlapang dada dan ikhlas dalam menghadapi sebuah cobaan yang di berikan mungkin akan mempermudah kehidupan saya.
Kelas IX SMP, merupakan saat dimana seorang anak memerlukan banyak suport dan perhatian yang berlebih dari orang tuanya, karena pada saat inilah yang menentukan baik tidaknya terhadap nilai dan kelulusan UN. Iri memang ketika rapat banyak orang tua teman-teman saya yang datang  terakhir merasakan hal ini ketika saya masih kelas VII dahulu. Tetap senyum dan semangat J, karena saya masih lebih beruntung dari anak yang memang tidak memiliki orang tua di luar sana.
Tiba saatnya mendengarkan hasil UN sebulan lalu, jantung saya terasa berdebar-debar , yang saya harapkan adalah kelulusan buakan nilai yang baik. Ketika melihat milik sahabat saya, semua nilai mereka sangat baik dan kini tiba saatnya giliran saya, dan apa yang saya pikirkan menjadi sebuah kenyataan. Nilai UN yangs aya dapat sangat buruk mungkin melanjutkan ke sekolah negeri yang biasa saja kemungkinan kecil bisa masuk.
Memang benar nasib baik dan buruk itu tidak bisa ditentukan, berkat kakak sepupu saya yang ngotot agar saya daftar di sekolah kota, akhirnya saya menuruti meskipun saya saat itu tak memiliki banyak keyakinan, melihat banyaknya calon siswa yang mendaftar dan wajah-wajah yang terlihat rumit dengan berbagai ilmu yang tergambar dalam raut wajah mereka. Sedangkan saya peajaran yang saya kuasai tidak banyak, bahasa asing pun aku tak mengerti, kata “where do you live” saja saya baru mengetahui ketika masuk ke lembaga ini, waw, betapa bodohnya diri saya ini. Bagaimana bisa masuk jika saya saja tidak memiliki otak yang pintar. Tapi sungguh sebuah keajaiban  dan tak pernah saya sangka, pada saat pengumuman nama saya terpampang dalam urutan 25 dari 1000 lebih calon siswa yang mendaftar.Sungguh Tuhan maha besar, ia selalu meberikan jalan untuk hambaNya yang ingin berusaha.
            Dari itulah saya yakin bahwa Tuhan itu selalu di samping saya dan selalu sayang saya. Meski saya tak mengenal seorangpun di lembaga ini, saya terus berusaha untuk berinteraksi dengan baik di lingkungan ini, dan timbal baliknya juga baik. Saya memiliki banyak teman yang baik dan ramah  disini, mereka selalu memberi tahu apa yang tidak saya ketahui. Dan nilai saya juga tidak teralalu buruk. J.  Hingga saat ini saya duduk di bangku kelas XII IPS, saya harus terus berusaha agar mencapai keberhasilan . Meskipun terkadang banyak orang yang mencaci saya dengan mengatakan bahwa “saya tidak akan mampu”, dan mereka yang selalu berfikiran negatif terhadap hidup saya. Tapi mama selalu berkata kepada saya “ lakukanah sesuatu hal yang menurut kamu itu benar dan tidak merugikan orang lain”. Maka saya selalu menutup telinga untuk orang di luar sana yang selalu ingin menjatuhkan saya. Saya akan selau berusaha menjadi yang terbaik untuk mama, bagaimanapun caranya asalkan benar dan tidak menyimpang dari norma kehidupan. Dan  jangan heran jika banyak orang yang menebak bahwa kepribadian saya lebih tua dari umur saya.
Motto saya saat ini adalah jangan pernah menyerah pada kehidupan karena dibalik kesusahan disanalah tersimpan banyak kemudaha, tetap semangat dan tersenyum. Masalah tidak akan selesai jika menggunakan sebuah keegoisan dan emosi. JJ