PERTEMUAN SINGKAT
Oleh
: Ummi Ahaddiyah
Jam dinding itu mengingat kan ku pada Mas
Ega. Ketika itu aku dan dia bertemu di
gubuk tua. Entah ada angina pa yang membawaku berjalan kea rah sana. Kita
sama-sama kehujanan dari arah yang berlawanan dan bermaksud untuk melindungi
diri dari serangan hujan.
Awalnya kita berdiam diri masing-masing,
hingga kemudian mas Ega menghampiriku danb memberikan jaketnya untukku ,
karenawaktu itu aku hanya memakai kaos dan aku kedinginan . “ maaf nona, pakai
saja jaketku ini “.. kataya lembut
sambil menyodorkan jaket kepadaku. “ tidak mas terimakasih, lebih baik anda
saja yang pakai “ jawabku dengan ramah. Kemudian tanpa ada kata ia langsung
memakaikan jaketnya ke tubuhku. Sungguh baik laki-laki ini pikirku. “ Terimakasih mas “, kita masih tetap
terdiam, jujur saya tidak ada perasaan resah atau takut waktu itu, aku hanya
merasakan nyaman berada di dekat mas ega, aku sendiri atak mengerti mengapa
seperti ini , padahal aku dan dia baru saja bertemu dan tidak mengenal satu
sama lain. Dia adalah tipe laki-laki yang bijak dan sopan terhadap wanita. “
maaf, nama anda siapa ? “ Tanya mas ega terhadapku . “ panggil saja saya May
mas “ jawabku tersenyum .
ketika aku berusaha untuk memalingkan rasa grogi ku saat di dekat mas
Ega aku meliha-lihat kea rah dalam gubuk. Dan aku sangat terkejut, di sana
terdapat sebuah jam dinding tua yang di dalamnya terdapat foto tua pula. Yang
aku kagetkan bukan masalah jam dindingnya, tapi masalah orang yang ada di foto
itu, terang saja aku spontan langsung masuk dan melihat jam itu, kemudian di
susul oleh mas Ega, kita berdua sangat linglung dan terheran-heran. Mengapa
tidak karena dalam foto itu adalah foto
kita berdua, sedangkan aku sendiri tidak pernah ke tempat ini dan tidak pernah
berfoto dengan mas Ega. “ lo lo mas, ini kok ada foto kita ???? “ tanyaku heran
. “ aku juga nggak tau dik, padahal kita baru saja ketemu” jawabnya. “ mungkin
ini dulunya rumah sepasang suami istri yang wajahnya mirip kita mungkin mas”,
jawabku “mungkin “ jawabnya singkat.
Karena hujan telah reda dan waktu menunjukkan
jam 12 dini hari. Kami memutuskan pulang . “ Di kayo kita pulang sudah reda
hujannya, mau saku antar kah ? “ Tanya mas Ega . “ tidak perlu mas, penginapan
saya dekat dari sini kok, “ . kemudian
kita berpisah di sini. Aku terus terheran-heran dengan foto yang ada dalam jam
dinding bgubuk itu.
Keesokan
harinya aku memutuskan untuk pulang ke Jakarta, karena lusa aku sudah masuk
kembali kuliah. Sebelum aku kembali aku menyempatkan diri untuk
mampir dan melihat foto itu sekali lagi. Setibanya di sana aku heran “
loh ,,, mana foto yang kemarin ada
disini ?? , apa mungkin aku tadi malem Cuma salah lihat ya ?“. huh jadi takut,
langsung saja aku menancapkan gas mobil menuju Jakarta. Selama di perjalanan aku masih memikirkan apa
yang telah terjadi tadi malam. Apa kejadian tadi malam itu tidaknyata? Tapi
jaketnya mas Ega masih ku simpan dalam tas
ku. ya aku berfikir mungkin lain waktu aku bertemu dia aku akan
mengembalikan jaket itu kepada pemiliknya. Sungguh kejadian yang sangat singkat
dan mengesankan.
Setibanya
di jakarta aku langsung memarkir mobil di garasi. Dan di sambut dengan kecupan
kening oleh mama. “ mama, aku lelah sekaili ma” kataku sambil merengek. “ aduh
kasihan anak mama, ya sudah sayang mandi dulu, makan terus istirahat ya. “
jawab mama penuh kasih sayang.
Hari
itupun berlalu kini waktunya aku melakukan aktivitasku. Karena aku adalah
mahasiswa baru disini terang saja aku juga harus beradaptasi lagi di lingkungn
yang baru ini.
Saat
ini aku berada di fakultas Ekonomi di salah satu perguruan Ekonomi tertinggi di
jakarta. Pada awal masuk kelas aku langsung memperkenalkan diri, dan melihat kearah
kelas. Dan tak terasa menikmati jam kuliah, kini saat nya istirahat. Aku
langsung menuju ke canteen kampus. Aku meliha-lihat arah kantin ini dan duaaaarrrr…
!! jatungku serasa copot. “ Loh mas ega kok di sini ?? “ pikirku dalam hati. .
“ tapi masa sih mas Ega playboy?? Padahal kemarin kan dia kalem banget, baik
nggak kurang ajar kayak gitu ?? “ pikirku heran. Suatu saat aku sangat penasaran hingga
menanyakan sendiri pada dia “ maaf mas, nama kamu Ega ya ? “ Tanya ku
baik-baik. “ bukan “ jawabnya jutek. “ yang bener mas?? “ aku mencoba menegaskan.
“ kamu nggak denger apa gimana sih .. haah. AKU BUKAN EGA “ jawabnya membentak.
Aku langsung lari ke toilet dan menangis mengungkapkan isi hati yang sangat sakit
seperti tertusuk oleh pisau tajam. Aku langsung pulang dan mencari jaket yang
di berikan mas Ega kemarin. Tapi setelah aku cari-cari jaket itu tidak ada,
padahal kemarin waktu di puncak aku yakin sudah memasukkan jaket tersebut ke
dalam tas ku. Aku hanya berfikir, “ apakah yang terjadi kemarin hanyalah
mimpi?? Tapi jika mimpi mengeapa hal itu seperti nyata” aku bingung di buatnya.
Halah dari pada aku harus memikirkan hal ini lebih baik aku melupakannya saja,
mungkin ini hanya ilusi saja.
----------6 BULAN KEMUDIAN--------------
“ dik May, bagaimana kabarmu ? apakah
kamu baik-baik saja ?” Tanya mas ega . “ mas Ega, kemana saja kamu mas. Aku
sangat rindu kepada mu? Kenapa kamu meninggalkanku begitu saja waktu itu ?”
tanyaku . “ sudahlah yang penting kita sekarang bertemu, kamu jaga diri baik
baik ya. Jika ingin bertemu lagi, dik may langsung ke gubuk kemarin saja ya.
Ini aku punya gelang. Tolong dipakai kemanapun ya! J”.
Tapi tiba-tiba percakapan itu menghilang
karena Alarmku berbunyi. “ ya ampun ternyata hanya mimpi. ketika aku menengok
tanganku, aku terkejut. “ lohh ini gelang yang di dalam mimpiku tadi ?.
Huh apa maksud semua ini, aku harus
segerah menyelesaikannya. Tanpa Tanya lagi aku mencari laki-laaki sombong itu .
“ maaf, aku mohon sama kamu untuk kali ini saja. Ikut aku please aku mau nunjukin sesuatu.
Tanpa Tanya ia langsung mengikutiku, dan
aku langsung menuju ke gubuk yang kemarin aku singgah i. dan aku sangat
terheran dan ketakutan. Gubuk yang kemarin itu sebenarnya Kuburan. Aku semakin takut karena jam dinding
dan jaket mas Ega itu terdapat di antara kuburan tersebut. Lalu aku menunjukkan
foto itu kepada laki-laki itu . “ lihat….. ini yang membuat aku terobsesi sama kamu,
aku seperti ini bukan karena tidak ada alasan. Kemarin aku dan kamu melihat
foto ini ketika bertemu di gubuk. Dan ini tempatnya , terserah kamu mau percaya atau tidak, mau
berpikir bahwa aku tidak waras. Itu terserah kamu. “ jelasku panjang lebar. “ memang
benar aku Ega, tapi itu nama kecilku ,dan orang yang ada di dalam foto itu adalah mama
dan ayahku “ jawabnya sedih. Aku melongo, “ terus apa maksud semua ini, apa
hubungannya aku dengan keluargamu ?? “ tanyaku . “ aku dulu pernah di berikan
foto ini sebelum aku dikirim ke jakarta.” Ia menyodorka sebuah foto. “ lohh ini
kan fotoku bersama keluargaku, ada hubungan apa keluargamu dengan keluargaku??
, sebaiknya kita harus menanyakan semua ini ke mamaku “. Kita langsung menuju
ke rumahku dan menhampiri mama. “ mama,,
ini foto siapa ma? Apa hubungannya dengan keluarga kita ? “ tanyaku
tergesah-gesah dengan menyodorkan foto di jam dinding itu.
Mamaku
bercerita panjang lebar tentang hal itu, ternyata aku dengan mas Ega
sedah di jodohkan mulai dari kecil dahulu.
Ya amu gimana lagi ini adalah wasiat dari
keluarga mas ega dengan kelurgaku . apalagi yang masih ada saat ini hanyalah
mamaku.
“May maaf ya dulu aku sangat kasar
terhadapmu, aku aku seperti itu karena aku bingung. Bagaimana caranya
melaksanakan wasiat dari orang tuaku. Sehingga aku memutuskan untuk melupakan
masa hidupku dahulu. Dan mencoba membuka hidup baru. “ terangnya dengan lembut.
“ iya mas tidak apa-apa, aku bisa
mengerti kok” jawabku.
Tapi aku masih heran, siapa yang
menemuiku waktu itu padahal mas ega tidak pernah ke gubuk itu sama sekali. Tapi
ya sudahlah mungin hal itu di jadikan sebagai pentunjuk untuk semua ini. Hingga
saat ini aku menjalin hubungan dengan mas Ega. Mas Ega pun menjadi laki-laki
yang bijak, baik dan tidak mempermainkan hati wanita.
“ terima kasih ya may … “ J “ aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Itu adalah terakhir kalinya aku bermimpi
bertemu laki-laki itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar