REALITA
KEHIDUPAN
Oleh : Ummi
Ahaddiyah
Hidup
ini bagaikan ulat yang selalu bersusah payah untuk melindungi diri dari
berbagai bahaya dalam perjalanan menjadi kupu-kupu. Banyak manusia atau makhluk
lainnya yang selalu menganggap rendah ulat dan selalu berupaya untuk
menghancurkannya, tapi yang saya kagumi disini ketika seekor ulat yang berhasil
menjadi kepompong dan berubah menjadi kupu-kupu. Di saat semua makhluk
mengagumi keindahannya. Saya tidak pernah membayangkan bagaiman sulitnya
menjalani masa menjadi ulat, maka dari itu
aku selalu berkaca dan belajar dari kehidupan ulat, selalu berusaha
tegar meski sebenarnya banya rintangan dan bahaya yang menghadang didepan kita.
Dengan mencoba selalu tersenyum di tengah kegundahan.
Terlahir dari keluarga yang hidup
sederhana dan di besarkan dalam keluarga yang sederhana pula, entah sederhana
dalam materi, sederhana dalam kehidupan religi, bahkan sederhana dalam kasih
sayang. Bosan memang ketika mendengar orang tua kita yang sedang bercengkerama
dengan menonjolkan urat saraf masing-masing. Entah itu apa sebabnya saya tidak
pernah mengetahu dengan jelas, maklum saya waktu itu masih kecil masih
menduduki TK. Tapi semua itu tak pernah berakhir hingga saya mulai tumbuh
perlahan.
Saatnya
telah tiba, saat kami sekeluarga
menjalani kehidupan yang sangat pailit dan ini menjadi salah satu alasan dimana saya harus
terpisah jarak dengan wanita yang sangat saya kagumi dan saya sayangi, “mama”.
Ya itulah dia wanita yang selalu saya banggakan dan selalu menjadi tokoh idola
saya sepanjang masa. Ketika saya duduk di bangku SMP kelas VIII mungkin disaat
itu adalah saat-saat dimana seorang anak membutuhkan kasih sayang seorang mama
untuk menemani menjalani perjalanan masa remaja yang sangat awal. Tapi di hidup
saya ini berbeda, mama harus pergi ke Negara tetangga demi memenuhi
keinginannya agar anak semata wayangnya dapat sukses di masa depan kelak. Dan
ini yang membuat saya selalu sedih dan merasa bahwa saya hanya selalu
merepotkannya. “mama maaf ya anakmu hanya membuat susah mama saja, karena saya
mama harus rela jauh dari keluarga” kata saya ketika berbincang-bincang di
telepon. “ kamu tidak menyusahkan mama sayang, hidup mama saat ini hanya
bertujuan agar anak mama menjadi berhasil. Mama akan melakukan apa saja demi
keberhasilan anak mama, dan mama tidak ingin anak mama bernasib sama seperti
orangtuanya “jawaban mama yang seperti inilah yang membuat hatiku terasa
menciut, wanita yang selalu marah dan membentak saya ketika saya melakukan
banyak kenakalan, ternyata iya memiliki
hati yang besar dan mulia.
Belum
satu tahun mama meninggalkan saya ke negeri seberang, kini muncul lagi masalah yang kedua kalinya
yaitu bapak yang tega menikah lagi. Betapa berontaknya saya waktu mendengar
kejadian itu. Hati saya terasa sangat
sakit ketika bapak membawa winita seperti itu kerumah kami, dengan kejadian itu
saya tak mau tinggal diam saya selalu berusaha agar wanita itu tidak betah
tinggal lama-lama dirumah. Dan ternyata itu berhasil. Mendengar kejadian itu
mama langsung memutuskan untuk berpisah dengan bapak ketika saya sudah memasuki
kelas IX. Betapa down-nya saya
menyaksikan kejadian itu. Tapi saya teringat kembali dengan tujuan mama saya,
yaitu agar saya menjadi manusia yang sukses. Selain itu saya juga harus belajar
dalam menjalani hidup, belajar untuk selalu sadar bahwa tidak semua yang kita
idamkan dan harapkan akan menjadi sebuah kenyataan. Karena Tuhan lebih tahu apa
yang terbaik untuk jalan hidup saya dan keluarga saya, dengan berlapang dada
dan ikhlas dalam menghadapi sebuah cobaan yang di berikan mungkin akan
mempermudah kehidupan saya.
Kelas
IX SMP, merupakan saat dimana seorang anak memerlukan banyak suport dan
perhatian yang berlebih dari orang tuanya, karena pada saat inilah yang
menentukan baik tidaknya terhadap nilai dan kelulusan UN. Iri memang ketika
rapat banyak orang tua teman-teman saya yang datang terakhir merasakan hal ini ketika saya masih
kelas VII dahulu. Tetap senyum dan semangat J,
karena saya masih lebih beruntung dari anak yang memang tidak memiliki orang tua
di luar sana.
Tiba
saatnya mendengarkan hasil UN sebulan lalu, jantung saya terasa berdebar-debar
, yang saya harapkan adalah kelulusan buakan nilai yang baik. Ketika melihat
milik sahabat saya, semua nilai mereka sangat baik dan kini tiba saatnya giliran
saya, dan apa yang saya pikirkan menjadi sebuah kenyataan. Nilai UN yangs aya
dapat sangat buruk mungkin melanjutkan ke sekolah negeri yang biasa saja kemungkinan
kecil bisa masuk.
Memang
benar nasib baik dan buruk itu tidak bisa ditentukan, berkat kakak sepupu saya
yang ngotot agar saya daftar di sekolah kota, akhirnya saya menuruti meskipun
saya saat itu tak memiliki banyak keyakinan, melihat banyaknya calon siswa yang
mendaftar dan wajah-wajah yang terlihat rumit dengan berbagai ilmu yang
tergambar dalam raut wajah mereka. Sedangkan saya peajaran yang saya kuasai
tidak banyak, bahasa asing pun aku tak mengerti, kata “where do you live” saja saya baru mengetahui ketika masuk ke
lembaga ini, waw, betapa bodohnya diri saya ini. Bagaimana bisa masuk jika saya
saja tidak memiliki otak yang pintar. Tapi sungguh sebuah keajaiban dan tak pernah saya sangka, pada saat
pengumuman nama saya terpampang dalam urutan 25 dari 1000 lebih calon siswa
yang mendaftar.Sungguh Tuhan maha besar, ia selalu meberikan jalan untuk
hambaNya yang ingin berusaha.
Dari
itulah saya yakin bahwa Tuhan itu selalu di samping saya dan selalu sayang
saya. Meski saya tak mengenal seorangpun di lembaga ini, saya terus berusaha
untuk berinteraksi dengan baik di lingkungan ini, dan timbal baliknya juga
baik. Saya memiliki banyak teman yang baik dan ramah disini, mereka selalu memberi tahu apa yang
tidak saya ketahui. Dan nilai saya juga tidak teralalu buruk. J. Hingga saat ini saya duduk di bangku kelas XII
IPS, saya harus terus berusaha agar mencapai keberhasilan . Meskipun terkadang
banyak orang yang mencaci saya dengan mengatakan bahwa “saya tidak akan mampu”,
dan mereka yang selalu berfikiran negatif terhadap hidup saya. Tapi mama selalu
berkata kepada saya “ lakukanah sesuatu hal yang menurut kamu itu benar dan tidak
merugikan orang lain”. Maka saya selalu menutup telinga untuk orang di luar
sana yang selalu ingin menjatuhkan saya. Saya akan selau berusaha menjadi yang
terbaik untuk mama, bagaimanapun caranya asalkan benar dan tidak menyimpang
dari norma kehidupan. Dan jangan heran
jika banyak orang yang menebak bahwa kepribadian saya lebih tua dari umur saya.
Motto saya saat
ini adalah jangan pernah menyerah pada kehidupan karena dibalik kesusahan
disanalah tersimpan banyak kemudaha, tetap semangat dan tersenyum. Masalah
tidak akan selesai jika menggunakan sebuah keegoisan dan emosi. JJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar